Keladi tikus (Typhonium flagelliforme) adalah tanaman herbal yang berasal dari Asia Tenggara dan dikenal memiliki potensi sebagai agen anti-kanker. Tanaman ini telah lama digunakan dalam pengobatan tradisional di Indonesia, Malaysia, dan Thailand untuk mengatasi berbagai penyakit, termasuk kanker. Beberapa penelitian juga telah dilakukan untuk mengetahui efektivitas dan keamanan penggunaan keladi tikus sebagai obat kanker.
Keladi tikus mengandung senyawa aktif seperti flavonoid, alkaloid, dan polifenol yang memiliki potensi anti-kanker. Senyawa ini dapat membantu menghambat pertumbuhan sel kanker dan memicu kematian sel kanker (apoptosis). Selain itu, keladi tikus juga memiliki efek anti-inflamasi yang dapat membantu mengurangi risiko terjadinya kanker.
Sejumlah penelitian juga telah dilakukan untuk mengetahui efektivitas penggunaan keladi tikus sebagai obat kanker. Salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Universitas Gadjah Mada pada tahun 2013 yang menemukan bahwa ekstrak keladi tikus memiliki efek sitotoksik terhadap sel kanker paru-paru dan payudara pada tikus.
Selain itu, penelitian lain juga menemukan bahwa ekstrak keladi tikus dapat menghambat pertumbuhan sel kanker serviks dan kanker hati. Namun, penelitian pada manusia masih terbatas dan diperlukan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan efektivitas penggunaan keladi tikus sebagai obat kanker pada manusia.
Meskipun keladi tikus memiliki potensi sebagai agen anti-kanker, namun penggunaannya harus tetap dilakukan dengan hati-hati dan di bawah pengawasan dokter atau ahli herbal yang terpercaya. Efek samping penggunaan keladi tikus yang paling umum adalah iritasi pada saluran pencernaan seperti mual, muntah, diare, dan kram perut. Oleh karena itu, orang-orang yang memiliki riwayat masalah pencernaan atau penyakit kronis sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum menggunakan keladi tikus sebagai obat kanker.
Penting juga untuk diingat bahwa penggunaan keladi tikus tidak boleh menggantikan pengobatan medis yang sudah ditentukan oleh dokter. Keladi tikus dapat digunakan sebagai pendukung pengobatan kanker yang sudah diberikan oleh dokter, bukan sebagai pengganti pengobatan tersebut.
Dalam rangka mendapatkan manfaat dari keladi tikus, sebaiknya memperhatikan dosis dan cara penggunaannya. Sebaiknya menghindari konsumsi keladi tikus dalam dosis yang berlebihan atau dalam jangka waktu yang lama, karena hal ini dapat berdampak buruk pada kesehatan. Selain itu, konsumsi keladi tikus juga harus dilakukan dengan pengawasan ahli herbal atau dokter yang terpercaya, dan tidak boleh digunakan oleh wanita hamil atau menyusui.