Di era yang penuh teknologi seperti zaman sekarang memiliki banyak alat – alat elektronik yang semakin canggih. Hal ini menyebabkan masyarakat dapat mengakses internet dimana saja dan kapan saja. Padahal dulu internet hanya dapat di akses di kota – kota besar. Karena masyarakat pedalaman yang baru belajar menggunakan internet, pengetahuan terhadap teknologi pun tidak banyak.

Saat ini masyarakat yang melakukan transaksi juga menggunakan internet karena dianggap lebih efektif dan banyak menghemat waktu. Transaksi online ini banyak membuat orang yang jarang atau baru belajar menggunakannya tidak terlalu familiar sehingga kaku sekali dan kurang mengerti tentang transaksi online.

Hal ini menyebabkan para oknum yang tidak bertanggung jawab memanfaatkan kondisi ini untuk melakukan penipuan secara online. Pasalnya penipuan online lebih gampang dilakukan karena tidak perlu bertatap muka.

Faktor Terjadinya Penipuan Online (Cyber Crime)

  • Angka pengangguran yang tinggi dan kemiskinan yang banyak karena tidak banyak lapangan pekerjaan
  • Oknum merasa melakukan cyber crime dapat menghasilkan uang dengan mudah
  • Pelaku kejahatan sulit dilacak
  • Pelaku dapat menghilangkan jejak dengan mudah
  • Tidak membutuhkan biaya yang besar untuk melakukan penipuan online
  • Korban penipuan tidak mempunyai wawasan yang tinggi terhadap apa yang mungkin dapat terjadi

Modus Penipuan Digital

  1. Modus Toko / Merchant Bodong

    Modus ini banyak mengincar para pecinta game online. Penipu biasanya berpura – pura menjual voucher game seperti skin dan diamond dari beberapa game terkenal. Harganya pun di bawah pasaran yang membuat banyak sekali gamers yang tergiur.
    Biasanya tidak tanggung – tanggung, para penipu pun rela menyediakan testimoni serta bukti pembayaran palsu agar terlihat lebih meyakinkan.

  2. Menakut – nakuti

    Trik satu ini sering dilakukan oleh penipu untuk menelepon seseorang dan mengatakan bahwa kerabatnya mengalami kecelakaan. Setelah itu penipu akan meminta korban untuk mentransfer sejumlah uang untuk biaya UGD kerabatnya.

    Hal ini sering terjadi kepada orang tua. Karena tidak begitu mengerti tentang dunia digital, banyak orang tua yang tertipu dan mengira anak mereka mengalami kecelakaan. Karena panik, para orang tua pasti langsung mentransfer uang yang diminta oleh korban.

  3. Modus OTP

    Hal ini juga sering terjadi bukan hanya kepada kalangan orang yang sudah berumur, bahkan kurangnya pengetahuan tentang One Time Password ini membuat banyak anak – anak milenial pun menjadi korban penipuan jenis ini.

    Para penipu akan menyamar menjadi salah satu customer service dari beberapa aplikasi yang sering dipakai. Setelah itu penipu akan meminta kode yang terkirim pada sms korban. Ketika korban memberikan kode tersebut, maka akun si korban sudah bisa menjadi milik si penipu. Kartu kredit yang kebobolan serta saldo dompet online yang terkuras habis marak terjadi dikarenakan hal semacam ini.

Solusi Menghindari Cyber Crime

  1. Jangan tergiur harga murah

    Lebih baik anda mencoba untuk mencari harga pasaran yang wajar untuk suatu produk. Hal ini dapat menghindari anda dari tergiur dengan harga yang tidak masuk akal.

  2. Gunakan PIN atau biometrik

    Saat ini hampir seluruh aplikasi yang mempunyai saldo di dalamnya akan meminta pin sebelum bertransaksi. Hal ini untuk menghindari para oknum penipuan dengan mudah membobol akun anda.

  3. Amankan data pribadi

    Lebih baik anda tidak mengumbar data pribadi anda seperti no ktp, tanggal lahir, nama ibu kandung, dsb.