Ekonomi Indonesia pada q2 kali ini berhasil bertumbuh lebih tinggi, pertumbuhannya mencapai 5.44%.
Kabar buruknya, Inflasi Indonesia juga kembali meningkat di bulan Juli kemarin.
Laju inflasi di Indonesia tercatat di angka 4.9%, salah satu yang tertinggi dalam 7 tahun terakhir.
Apa artinya ini? Dan berbahayakah level inflasi 4.9% ini?
Mari kita cek kebenarannya.
Inflasi sedang terjadi dalam skala global
Saya yakin, kita semua sudah paham, bukan hanya Indonesia saja yang mengalami inflasi.
Negara maju yang biasanya inflasinya rendah pun sekarang inflasinya lebih tinggi daripada Indonesia.
Semua negara di dunia menghadapi masalah yang sama. Pent up demand digabung dengan kelangkaan energi akibat krisis di Ukraina menjadi bahan bakar inflasi global.
Biasa aja, inflasi biasanya juga selalu tinggi kok dari dulu
Tidak perlu terlalu panik, Indonesia harusnya sudah terbiasa dengan inflasi yang relatif tinggi.
Inflasi 8% hingga 10% bukan sekali dua kali kita rasakan.
Lihat saja gerak inflasi sebelum tahun 2016. Saya masih ingat, obligasi pemerintah saat itu pernah memberikan imbal hasil 9% loh!
Jika inflasi naik lebih tinggi lagi, apa yang akan dilakukan?
Besar kemungkinan, jika inflasi menjadi semakin tidak terkontrol, maka Bank Indonesia akan menaikan suku bunga.
Menjaga nilai tukar Rupiah terhadap barang dan jasa adalah tugas BI I yang paling utama.
Jika inflasi terlalu tinggi, terkadang, Bank sentral harus memilih stabilitas harga daripada pertumbuhan ekonomi.
Saat ini, Bank Indonesia cenderung memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk terus meningkatkan konsumsinya.
BI membiarkan inflasi sedikit lebih di atas target. Inflasi harusnya menyebabkan tenaga kerja terserap dan pengangguran imbas covid19 menjadi menurun.
Bagi yang membandingkan dengan inflasi tahun 98, tentu ini adalah hal yang berbeda!
Tahun 98, sistem moneter Indonesia berbeda dengan saat ini!
Nilai tukar mata uang Rupiah juga fixed saat itu. Kebijakan mata uang fixed membutuhkan ketergantungan terhadap USD yang konstan.
Saat ini, kebijakan nilai tukar mata uang Rupiah adalah floating. Pergerakannya ditentukan oleh mekanisme market, meminimalkan serangan-serangan spekulan seperti tahun 98.
Kunci sukses menangani inflasi di suatu negara ada pada policy maker di negara tersebut. Semua tools moneter untuk mengendalikan inflasi sudah ada dan siap digunakan.
Tergantung kepiawaian pembuat kebijakan dalam meramu strateginya.